1.
Dan langgam harmoni selanjutnya adalah daun yang
selalu tampak dari sudut manapun orang melihat.
Coba perhatikan, adakah orang melihat suatu
pohon dimulai dari akarnya? Mungkin ada, tapi coba lihat seberapa banyaknya.
Perhatikan pula berapa banyak orang bisa
mengenali pohon berdasarkan batang-cabang-atau rantingnya? Ada, tapi dibutuhkan
kedekatan, sulit jika jarak jauh orang harus mendeteksinya.
Demikian pula halnya bunga dan buah, orang
sebenarnya akan dengan mudah mengenalinya, namun tak semua bunga dan buah dari
tiap tiap pohon ada sepanjang masa.
Maka daun adalah harmoni pelajaran berharga
yang bisa kita petik selanjutnya.
Dari bawah, bisalah kita mendongak
menyaksikan daun daun oak itu ada,
“oh, pohon ini teramat subur,” ketika dalam
dongakan kepala daun lebat sampai sinar matahari tak menembusnya
Dari Atas, daun daun yang rimbun bisa
tertangkap jelas oleh satelit penginderaan jauh maupun pesawat udara
pemotretnya.
ada motivasi langit dalam jumlah daun yang terus bertambah tambah |
“ini deliniasi kawasan vegetasi,
kemungkinan kandungan air tanahnya melimpah, dan tak heran jika disekitarnya
adalah permukiman yang berkembang, karna memang tabiat manusia berdekat dekat
dengan air sumber kehidupan” ketika didapati dalam foto udara atau citra
Quickbird unsur interpretasinya menggambarkan warna hijau, tekstur kasar.
Dari samping, daun daun yang rimbun adalah
pemacu semangat rombongan kafilah yang kelelahan setelah sekian jarak mereka
tempuh menyeberangi lautan pasir gurun.
“Cepatlah, dan sabarlah sejenak, lihatlah
di depan sana ada pohon rimbun yang bisa mengistirahatkan kita sejenak,” kata pimpinan
rombongan ketika dilihatnya ada pohon di depan.
Ya, memang demikian sunatullahnya. Daun ditakdirkan
untuk menghadirkan banyak hal hal baru yang bisa segera bermunculan sekejab
begitu ianya dilihat.
Begitupun hendaknya kita. Khoirunnas an Fa’uhum
Linnas. Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi selainnya. Kita pun,
bisa terus menambah kemampuan dan kapasitas diri dengan sungguh sungguh –sebagaimana
oak, iapun rimbun karena kesabaran untuk terus menambah kuantitas kuantitasnya
tak henti henti, sekali lagi, tak henti-henti- agar bisa menghadirkan
kebermanfaatan yang semakin bertambah tambah kebermanfaatannya. Bagaimana orang
lain terinspirasi dan termotivasi hanya melihat sekelebat diri kita lewat,
bagaimana orang lain bisa memungut hikmah hikmah yang lebih luas, tergerak
untuk mencari informasi dan belajar lebih karena kita membersitkan sedikit
interpretasi akan suatu idea atau permasalahan di tengah masyarakat, dan
bagaimana kita pun bisa memberikan ide ide secara langsung serta solusi atas
permasalahan permasalahan yang dihadapi selain kita laiknya pohon oak yang
dilihat dari bawah dan menghadirkan solusi keteduhan.
Ya, demikian banyak tugas tugas kita sebenarnya.
Bagaimana menjadikan kita, diri kita adalah inspirasi kebaikan, bersama sama
untuk menjadi motivator peradaban, dan memacu diri sendiri dan orang orang
sekitar untuk terus belajar.(Allohu A’lam)
Bersambung-InshaAlloh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar